ANGAN-ANGAN MANUSIA (BAGIAN 1)


ANGAN-ANGAN MANUSIA
(Bagian 1)

Jika kita bertanya kepada orang miskin atau fakir yang setiap hari harus berjuang untuk mendapatkan sesuap nasi tentang angan-angan yang dia inginkan, niscaya dia akan berangan-angan hidup berkecukupan atau hidup mapan.

Sumber Foto : Bethany Legg - Unsplash
Sumber foto : Bethany Legg - Unsplash

Jika kita bertanya kepada orang yang sudah mapan/mampu tentang impian apa yang ingin mereka capai, niscaya mereka akan berharap agar bisa mendapatkan kenikmatan yang lebih dari apa yang mereka dapatkan sekarang baik berupa harta atau jabatan, agar mereka bisa seperti fulan dan fulan atau menjadi orang nomor satu dalam hal kesuksesan duniawi.

Dan angan-angan itu tidak akan berhenti kecuali jika sesorang telah sampai pada ajalnya. Dalam hadits riwayat imam al-Bukhari rahimahullah dari shahabat Anas radhiallahu’anhu berkata: Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُوْنَ لَهُ وَادِيَانِ وَلَنْ يَمْلَأَ فَاهُ إلَّا التُّرَابُ وَيَتُوْبُ اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ

“Kalau seandainya seorang manusia memiliki satu lembah emas, niscaya dia akan berharap memiliki 2 lembah. Tidak akan ada yang bisa memenuhi mulutnya (membuatnya puas) kecuali tanah, dan Allah menerima taubat hamba-Nya yang mau bertaubat”.

Jika kita bertanya kepada orang yang berbaring diatas tempat tidurnya karena sakit tentang angan-angan yang mereka impikan, niscaya mereka berharap agar kembali sehat supaya mereka bisa beraktifitas menikmati kehidupan dunia.

Kesehatan dan waktu luang adalah dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh manusia, mereka akan merasakan betapa berharganya dua kenikmatan tersebut ketika keduanya dicabut oleh Allah Ta’ala.

Dalam hadits riwayat imam al-Bukhari rahimahullah, dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhuma berkata: Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَ الْفَرَاغُ

“Ada dua nikmat yang sering dilalaikan kebanyakan manusia, yaitu: kesehatan dan waktu luang”

Bercita-cita untuk meraih sesuatu yang bisa mendatangkan manfaat untuk dirinya dan orang lain, untuk bekal dia menghadap Allah Ta’ala dihari kiamat kelak adalah suatu hal yang baik. Sebagaimana dalam sebuah hadits riwayat imam al-Bukhari dan imam Muslim rahimahumallah, dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, sesungguhnya Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ، رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ، فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا، فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ

“Tidak boleh iri kecuali kepada 2 orang, yaitu seseorang yang Allah Ta’ala karuniakan dia dengan al-Qur’an dan dia membacanya dalam sholatnya malam dan siang. Dan seseorang yang Allah Ta’ala karuniakan dengan harta, dia berinfak dengan hartanya malam dan siang”

Namun, ketika seseorang berangan-angan dengan angan-angan yang melanggar syariat, maka hal itu tidak diperbolehkan, seperti berangan-angan ingin mati karena tidak sabar menghadapi ujian atau musibah. Dalam hadits riwayat imam al-Bukhari dan imam Muslim rahimahumallah, Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدَكُمُ المَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ، فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ مُتَمَنِّيًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِينِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي مَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي

“Janganlah salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya, tetapi apabila mengharuskan (karena beratnya musibah), maka berdoalah: “Ya Allah, hidupkanlah aku sekiranya hidup itu baik untukku, dan matikanlah aku sekiranya kematian itu baik untukku”

Atau berangan-angan bertemu musuh, sebagaimana dalam hadits riwayat imam al-Bukhari dan imam Muslim rahimahumallah, Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ العَدُوِّ، وَسَلُوا اللهَ العَافِيَةَ، فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا

“Janganlah kalian berangan-angan bertemu musuh, mintalah kepada Allah keselamatan. Tetapi jika ternyata (ditakdirkan) bertemu, maka bersabarlah”

            Atau berangan-angan (berharap) hilangnya nikmat yang Allah Ta’ala karuniakan kepada orang lain, karena itu adalah sifat buruk kaum Yahudi, sebagaimana Allah Ta’ala sebutkan dalam firman-Nya:

أَمْ يَحْسُدُونَ ٱلنَّاسَ عَلَىٰ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۖ فَقَدْ ءَاتَيْنَآ ءَالَ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَءَاتَيْنَٰهُم مُّلْكًا عَظِيمًا

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (QS. AN-Nisa: 54)

وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعْدِ إِيمَٰنِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلْحَقُّ ۖ فَٱعْفُوا۟ وَٱصْفَحُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 109)

Atau berangan-angan untuk meraih kenikmatan dunia karena sifat rakus/serakah terhadap dunia, sehingga dia lupa dengan kehidupan akhiratnya kelak dan dia tidak mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat maka hal ini adalah sifat tercela. Dan sifat buruk ini merupakan sifat yang dimiliki orang-orang yahudi, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ ٱلنَّاسِ عَلَىٰ حَيَوٰةٍ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشْرَكُوا۟ ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِۦ مِنَ ٱلْعَذَابِ أَن يُعَمَّرَ ۗ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا يَعْمَلُون

Dan sungguh kamu akan mendapati mereka (yahudi), manusia yang paling serakah kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih serakah lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 96).

1 komentar: